Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DI Yogyakarta, khususnya Bidang GTK mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Kompetensi Literasi dan Literasi Bagi Guru SMK
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DI Yogyakarta, khususnya Bidang GTK mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Kompetensi Literasi dan Literasi Bagi Guru SMK pada 23-26 Mei 2023 di Hotel Aveon Express Yogyakarta.
“Menurut Hasil Tes PISA 2018 Indonesia menempati posisi 72-73 dari 80 negara yang mengikuti. Ini menunjukkan rendahnya literasi dan numerasi kita” Ujar Didik Wardoyo Kadispora DIY dalam sambutannya. Tes PISA adalah untuk mengetahui kesiapam sumber daya suatu negara. Bagaimana agar guru dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan literasi numerasi dapat meningkat. Kesadaran yang sama akan bisa mengembangkan peserta didik. Bagaimana guru bisa memanfaatkan hal yang ada disekitar untuk membangun kesadaran bersama.
Materi yang diberikan dalam bimtek ini diantaranya Konsep Literasi dan Numerasi, Pemanfatan Media dalam Pembelajaran, IKM dalam memperkuat literasi dan Numerasi, dan Strategi Diseminasi dalam Komunitas Belajar.
Konsep Dasar literasi numerasi
Konsep literasi dan numerasi merujuk pada dua aspek penting dalam pendidikan yang membantu seseorang memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berhasil dalam berbagai aspek kehidupan.
Literasi
Konsep dasar literasi merupakan kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi dan merefleksikan jenis teks untuk penyelesaian masalah. Pada intinya Literasi merupakan kemampuan membaca, menulis, dan berbicara dengan baik. Ini mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa tertulis dan lisan secara efektif. Literasi bukan hanya tentang kemampuan teknis membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengekspresikan informasi.
Mengapa Literasi Penting? Literasi adalah dasar dari pendidikan dan pembelajaran. Ini adalah alat yang memungkinkan individu untuk mengakses informasi, belajar, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Literasi yang baik membantu seseorang mengartikulasikan pemikiran, berpartisipasi dalam dunia kerja, dan mengambil keputusan yang cerdas.
Bidang Literasi: Literasi dapat dibagi menjadi beberapa bidang, termasuk literasi sastra (kemampuan membaca dan menulis dalam konteks sastra), literasi media (kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber media), dan literasi informasi (kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi).
Numerasi:
Konsep dasar numerasi adalah kemampuan berpikir dalam ilmu matematis untuk penyelesaian masalah. Numerasi adalah kemampuan memahami dan menggunakan angka dan matematika dalam berbagai situasi. Ini mencakup kemampuan berhitung, memecahkan masalah matematika, dan menginterpretasikan data. Numerasi bukan hanya tentang menghafal angka, tetapi juga tentang memahami konsep matematika dan kemampuan menggunakannya dalam konteks nyata.
Mengapa Numerasi Penting? Numerasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja. Kemampuan menghitung dan memahami matematika memungkinkan seseorang untuk mengelola keuangan pribadi, berpartisipasi dalam berbagai pekerjaan yang melibatkan matematika, dan membuat keputusan yang berbasis data.
Bidang Numerasi: Numerasi meliputi berbagai bidang, termasuk matematika dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), pemahaman konsep matematika seperti perbandingan, rasio, persentase, serta kemampuan untuk memecahkan masalah matematika dalam berbagai konteks.
Perencanaan Pembelajaran
Selain materi diatas, guru-guru juga praktik dalam perencanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat literasi dan numerasi. bagaimana mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik.
Guru-guru juga disadarkan akan pendidikan yang berfokus pada siswa. “Pendidikan adalah apa yang tersisa ketika seseorang lupa dengan yang dipelajar disekolah”- Einstein
Kutipan “Pendidikan adalah apa yang tersisa ketika seseorang lupa dengan yang dipelajari di sekolah” sering kali diatribusikan kepada Albert Einstein. Kutipan ini mengandung makna yang mendalam dan menyoroti gagasan bahwa pendidikan sejati melampaui sekadar pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas. Berikut adalah beberapa interpretasi dan pembahasan tentang kutipan ini:
Pentingnya Pendidikan Sepanjang Hidup: Kutipan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan sepanjang hidup. Meskipun seseorang mungkin melupakan detail-detail tertentu yang diajarkan di sekolah, dia masih dapat mempertahankan kemampuan berpikir kritis, analisis, dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui pendidikan.
Keterampilan dan Kemampuan: Pendidikan bukan hanya tentang pengumpulan informasi atau fakta, tetapi juga tentang pengembangan keterampilan dan kemampuan yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Hal ini termasuk keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan memecahkan masalah.
Pentingnya Konsep dan Konsep-Konsep Fundamental: Meskipun kita mungkin melupakan detail-detail tertentu, konsep-konsep fundamental yang dipelajari di sekolah, seperti prinsip-prinsip matematika, sains, bahasa, dan sejarah, membentuk dasar pemahaman kita tentang dunia.
Pendidikan sebagai Pembentuk Karakter: Pendidikan juga berperan dalam membentuk karakter dan etika seseorang. Nilai-nilai seperti integritas, etika, dan tanggung jawab seringkali ditanamkan melalui proses pendidikan.
Pendidikan Sejati Melebihi Batasan Sekolah: Kutipan ini menekankan bahwa pendidikan sejati melebihi apa yang disajikan dalam kelas. Pendidikan mencakup pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, belajar dari kesalahan, dan eksplorasi individu. Ini juga mencakup penemuan dan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita.
Secara keseluruhan, kutipan ini menyoroti pentingnya pendidikan yang holistik, yang tidak hanya berkutat pada fakta dan informasi yang dihafal, tetapi juga pada pengembangan keterampilan, pemahaman konsep, dan pembentukan karakter. Pendidikan yang sejati adalah investasi seumur hidup yang membentuk seseorang menjadi individu yang terdidik dan sadar, yang mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.