sebuah kisah perjalanan menuju duta rumah belajar
Saat itu, maksudku hanya ingin mencari sertifikat saja. Aku ikut berbagai diklat agar punya sertifikat yang banyak. Nantinya sertifikat ini bisa kugunakan untuk menambah nilai PAK. Seiring berjalannya waktu saat aku mengikuti berbagai diklat, aku merasa banyak pengalaman yang aku dapatkan.
Satu diklat yang sangat berkesan untukku adalah ketika aku mengikuti PembaTIK tahun 2021. Pembatik itu bukan pelatihan seni membatik ya tapi merupakan singkatan dari pembelajaran berbasis TIK yang merupakan program untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi TIK yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemendikbud. Bentuk dari PembaTIK ini adalah leveling dan terbagi menjadi 4 level. Setelah semua level terlewati, nantinya akan terpilih 1 guru untuk menjadi Duta Rumah Belajar di setiap provinsinya.
Di awal PembaTIK 2021 ini aku ikuti hanya sekedarnya. Bayangkan awal adalah memperoleh sertifikat lebih dari satu, karena di setiap level ada sertifikatnya sendiri. Level 1 kuselesaikan dengan mudah. Level 1 ini hanya membaca materi terus mengerjakan post test. Level ini merupakan level literasi jadi mudah saja dilewati.
Selesai level 1, aku ikut level 2. Level 2 merupakan level implementasi. Dalam level 2 PembaTIK 2021 ini membuat video pembelajaran. Video yang kubuat ala kadarnya saja bahkan peralatan yang digunakan sangat sederhana hanya memakai smartphone saja. Aku tidak menyangka level 2 ini bisa aku selesaikan dengan baik. Akhirnya, aku bisa lolos level 2 dan maju ke level 3. Level 3 ini merupakan level kreasi, membuat multimedia pembelajaran interaktif. Sama sekali belum ada bayangan akan menggunakan apa untuk membuat MPI ini. Pada saat masuk level 3 ini aku mulai merasa lebih bersemangat. Banyak hal-hal baru yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran. Khususnya TIK. Ternyata mengikuti pembaTIK ini sangat menyenangkan. Aku merasa terinspirasi untuk terus berkarya. Level 3 aku selesaikan dengan baik dengan membuat MPI materi polinomial dengan menggunakan articulate storyline. Dari peserta level 3 ini, hanya diambil 30 peserta yang lolos ke level 4 untuk setiap provinsi.
Pada pembaTIK level 4 untuk provinsi DIY, paling banyak lolos dari sekolah tempatku bekerja sebanyak 3 orang termasuk aku. Aku tidak berharap terlalu banyak untuk menjadi Duta, sebab dua temanku yang lain sangat hebat. Walaupun begitu aku terus berusaha maksimal. Kuberikan usahaku yang terbaik dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
Rangkain level 4 ini lumayan berat untukku. Waktu yang diberikan untuk level 4 ini tergolong singkat sekali yaitu dari 22 Oktober sampai 11 November. Dalam kurun waktu tersebut harus dapat menyelesaikan 3 tugas sekaligus yaitu sosialisasi rumah belajar, kemudian dari hasil sosialisasi tersebut harus diunggah di media sosial. Membuat blog untuk publikasi sosialisasi. Terakhir tugasnya adalah bikin vlog inovasi pembelajaran dengan menunjukkan kearifan lokal. Bayangkan saja saat materi trigonometri diimplementasikan dalam kearifan lokal.
Selain tugas banyak dan deadline yang singkat ada satu lagi yang membuatku agak berat menghadapi pembaTIK level 4 ini. Saat kegiatan coaching PembaTIK berlangsung, saat itulah putraku lahir. Aku sangat bersyukur atas kelahiran putraku ini. Walaupun tugas banyak, deadline yang singkat, ditambah kesibukan mengurus kelahiran putraku namun aku tetap berusaha semaksimal mungkin. Aku saling membantu dengan kedua temanku yang lain sehingga level 4 berhasil aku selesaikan. Sampai pada level ini, aku sudah sangat bersyukur, banyak sekali pengalaman dan ilmu baru yang aku dapatkan dan tidak berharap lebih.
Mungkin pepatah jawa benar. Anak membawa rejeki dan keberkahan tersendiri. Jika kita ikhlas menerima takdir dari Tuhan, semua akan terlewati dengan mudah. Tuhan tidak pernah memberi kesulitan dan membebani hambanya melainkan sesuai dengan kemampuannya. Tidak disangka aku masuk dalam 5 besar calon Duta Rumah Belajar Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam 5 besar ini diadakan wawancara dan juga menulis critical incident. Aku belum pernah menulis critical incident. Ku tulis apa yang menjadi pengalaman ku selama ini dalam critical incident tersebut,
Puncaknya, saat Malam Anugerah Ki hajar. Seluruh peserta level 4 yang disebut Sahabat Rumah Belajar se-Indonesia mengikuti zoom untuk menerima pengumuman pemenang Lomba Ki Hajar juga pengumuman siapa yang lolos menjadi Duta Rumah Belajar. Dan aku sangat bersyukur lagi. Aku tidak menyangka, akulah yang terpilih menjadi Duta Rumah Belajar Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2021. Rasa yang tidak bisa digambarkan. Perjuangan yang panjang dan kekuatan tekad dalam diri tak akan pernah sia-sia.
Hidup selalu menghadirkan cerita yang bermakna
Tentang menjadi yang tidak kita bayangkan
Tentang menerka apa yang akan terjadi kemudian
Juga tentang meng-Amini se buah harapan
Dan, tidak lupa menjalani yang Tuhan berikan